Ayam Albaik, Restoran Ayam Arab Saudi yang Viral

Ayam Albaik, Restoran Ayam Arab Saudi yang Viral

Restoran cepat saji ALBAIK mulai populer di Indonesia pada beberapa tahun lalu. Setahun belakangan, sajian ayam goreng ALBAIK kembali viral di Indonesia. Tidak sedikit usaha jasa titip (jastip) yang menyediakan menu ALBAIK. ALBAIK sebenarnya tidak hanya menyajikan ayam goreng dengan kentang goreng dalam satu paket, seperti yang banyak beredar di media sosial. Menu ALBAIK terdiri dari ALBAIK Chicken Meal, Chicken FIllet Nuggets Meal, Chicken Fillet Sandwich, Chicken Fillet Burger, Chicken Fillet Nugget Snack, Jumbo Shrimp Meal, Fish Fillet Meal, Hommos, Coleslaw Salad, dan Ice Cream. Namun, ALBAIK Chicken Meal memang menjadi menu favorit banyak pelangannya, termasuk orang Indonesia. Potongan ayam goreng berupa dada, sayap, dan paha milik ALBAIK menjadi spesial karena teksturnya yang empuk dan berair.

Makanan ini juga disebut memiliki aroma yang menggugah perut keroncongan selagi antre membelinya. Belum lagi, saus bawang putih yang menjadi ciri khas cocolan di ALBAIK, membuatnya disukai banyak orang. Harga menu ALBAIK Chicken Meal berkisar 18-19 riyal atau setara Rp 71.000-an hingga Rp 75.000-an per porsi.

Dilansir dari laman resminya, nama awal restoran adalah Broast Restaurant. Restoran ini pertama kali berdiri pada 1974 di Jeddah, Arab Saudi. Pendiri Broast Restaurant, almarhum Shakour AbuGhazalah, saat itu melihat kebutuhan makanan berkualitas baik yang bisa disajikan dengan cepat, sopan, dan dalam lingkungan bersih. Shakour kemudian menandatangani perjanjian perdagangan ekslusif dengan perusahaan luar negeri, menggunakan campuran bahan dan peralatan sendiri saat membuat ayam goreng. Broast Restaurant dikenal sebagai restoran yang memperkenalkan konsep ayam “panggang” di Arab Saudi dan buka pertama kali di persimpangan Jalan Al Madinah dan Jalan Palestina di Jeddah. Dua tahun berselang, Broast Restaurant memiliki cabang pertama atau gerai keduanya di Gedung Al Dakheel. Ihsan AbuGhazalah, anak Shakour, kemudian melanjutkan perkembangan restoran ini saat ayahnya meninggal akibat kanker pada usia 48 tahun. Ihsan yang kala itu baru saja lulus kuliah, kembali ke Jeddah untuk memulai ulang bisnis makanan milik ayahnya dengan menawarkan ayam “panggang” serupa.

Related Posts
Leave a Reply

Your email address will not be published.Required fields are marked *